Official Website

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Join Us On

Search

Senin, 08 Oktober 2012

Hidup itu Pilihan

Pernah dengar dengan pepatah yang berbunyi, ”Hidup adalah pilihan?”. Sebenarnya itu bukan sebuah ungkapan semata. Melainkan suatu kebenaran yang pasti terjadi dalam setiap orang. Apa yang kita inginkan, terjadi atau tidak, tergantung dari apa yang kita pilih. Lihatlah para dosen, guru, dan para pejabat diluar sana. Mereka menjadi seperti sekarang karena mereka memilih. Mereka bisa saja jadi penjahit, wiraswasta, maupun karyawan jika mereka memilihnya.

Namun, kita tak hanya hidup untuk sekedar memilih. Perlu diiringi dengan kerja keras dan konsekuen dengan apa pilihan kita. Memilih menjadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi, berarti harus bekerja keras untuk belajar cara “berkomunikasi”. Karena kita dididik untuk menjadi seorang yang berada dibalik lembaga komunikasi nantinya, bukan menjadi penjahit. Salah satu bentuk kerja kerasnya ialah dengan belajar jurnalistik, mempraktekannya, dan lain sebagainya.

Selanjutnya adalah konsekuen. Ingat, apa yang kita pilih memiliki beban untuk kita tanggung. Dalam istilah mudahnya, kita wajib untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih. Semua jalan yang ada, memiliki konsekuensi yang berbeda-beda. Dan itu yang harus kita jalani, tentunya dengan aturan-aturan yang berlaku.

Sebelumnya, kita lebih baik untuk berpikir matang dalam memilih jalan hidup kita. Tak sedikit di negeri ini seorang sarjana di bidang pertanian yang bekerja di Bank. Namun, jalan hidup memang tak selalu sesuai dengan keinginan. Takdir kita sudah ditentukan sejak kita berusia 4 bulan di rahim sang ibu.

Namun, berpasrah terhadap takdir, sama saja artinya dengan kita berpangku tangan. Tak berusaha melakukan apa yang menjadi cita-cita kita. Ingat, takdir masih bisa dirubah dengan kerja keras kita. Jadi, tidak ada alasan untuk bermalas-malasan untuk mengejar cita-cita.

Cermati dan khayati kata-kata ini. “Jika ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan dalam diri Anda” Kata-kata itu diucapkan oleh seorang penulis bernama Marie von Ebner-Eschenbach.

Much. Anzar Ardiansyah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar tapi yang sopan ya :))