Official Website

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Pengurus Himakom 2013-2014

Ave Komunikare! Apa kabar teman-teman komunikasi? Semoga baik-baik ya! :) Ingat pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’? Nah, maka dari itu kali ini kami akan memperkenalkan Pengurus HIMAKOM Periode 2013-2014.

Read More

Seminar PR bersama The Sunan Hotel

The Sunan Hotel bersama HIMAKOM FISIP UNS mengadakan sebuah acara bertajuk The Sunan PR Day. Acara yang diadakan pada Kamis (13/6) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta mengenai dunia kehumasan. Bertempat di Wiryowidagdo Ballrom The Sunan Hotel Solo, acara ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 16.30 WIB. Acara yang diikuti oleh 60 peserta ini merupakan acara yang sangat unik. Hal ini karenakan semua peserta diharuskan untuk mengenakan dress code layaknya seorang PR.

Read More

Workshop News Anchor Bersama Rory Asyari

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggaran Workshop News Anchor pada Senin, 1 April 2013 lalu. Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang diselenggarakan oleh kepengurusan baru HIMAKOM FISIP UNS. Pada acara yang berlangsung di Ruang Seminar FISIP UNS ini mendatangkan Rory Asyari sebagai pembicara.

Read More

Kalender Akademik (Agustus 2013-Januari 2014)

Ave Communicare! Halo teman-teman komunikasi, udah tau jadwal KRS-an untuk semester depan? Udah tau jadwal kuliah semester depan? Nah, buat mahasiswa baru, udah tau jadwal Osmaru? Kalau belum, berikut Kalender Akademik Semester Agustus 2013-Januari 2014.

Read More

Join Us On

Search

Jumat, 28 September 2012

Senja dan Fajar

Sore ini aku menikmati senja yang terbentang di hadapanku. Entah kenapa terasa sedikit berbeda. Mungkin karena aku menikmatinya denganmu.
Namaku Senja. Dan namamu Fajar. Tapi ada yang aneh dengan diri kita. Kau suka senja, tapi tak suka Fajar. Sementara aku suka Fajar, tapi tak suka senja. Seringkali aku berpikir mungkin masing-masing orang tua kita terbalik memberikan nama pada kita. Tapi sore ini kita berdua begitu menikmati rona merah matahari senja di hadapan kita.

“Kau tau, aku sangat suka senja,” ucapmu mengawali pembicaraan diantara kita.
“Kenapa??”, tanyaku tak acuh
“Senja itu menenangkan. Kau lihat warna merah yang tergurat menghiasi matahari senja itu?? itu begitu indah dan mendamaikan”, jawabmu sambil tetap memperhatikan matahari senja yang semakin tenggelam.
“Aku tak suka senja”, balasku ketus.
Kau menatap dengan heran kepadaku.
“Aku lebih suka fajar. Bagiku fajar itu semangat, awal kehidupan. Fajar menjadi alarm bagiku untuk kembali bekerja keras. Ya, bagiku hidup adalah kerja keras”, ujarku tanpa kau tanya padaku.
Lalu kembali kita masing-masing terdiam. Menikmati matahari senja yang semakin tenggelam untuk kembali ke peraduannya.

***
“Hey, namaku Fajar”, ucapmu tiba-tiba padaku sambil mengulurkan tanganmu.
Aku menengadah, mengalihkan tatapan dari bungkusan kardus berisi buku-buku itu. Aku terkejut, apa-apaan cowok ini, pikirku.
“Oh, mungkin kau kaget. Bolehkah aku berkenalan denganmu?? namaku Fajar, Ketua Yayasan Pemuda Peduli ini”, ucapmu sekali lagi memperkenalkan diri.
“Oh, namaku Senja”, ucapku sembari menerima uluran tanganmu.
“Kamu anak baru yaa??ku lihat baru kali ini kau ikut acara ini”, tanyamu.
“Bukan, aku cuma diajak temenku kesini”, jawabku.
“Oh, baiklah. Aku kesana dulu yaa, bantuin yang disana”, ujarmu.
“Oke”, kataku.

***
Semenjak perkenalan itu sepertinya waktu semakin mendekatkan kita. Semakin sering kita bersama, semakin nyaman aku di dekatmu. Dan semakin sering kita menikmati senja berdua.
Hingga tanpa kita sadari hadir sebuah rasa baru di hati kita. Awalnya aku sama sekali tak menganggapmu menarik. Wajahmu tak terlalu tampan, meski cukup manis dilihat. Tinggimu sedang, dan gaya bicaramu ceplas-ceplos.
Awalnya aku membencimu. Seringkali kau coba mengajakku bercanda dengan leluconmu yang garing. Menanyaiku hal-hal yang menurutku tidak penting. Tapi lama kelamaan itu yang membuatmu lucu di mataku. Kau juga baik, pintar, dan bijaksana. Semakin menambah pesonamu.
Seringkali kita bertengkar untuk hal-hal yang tak penting. Menanyakan kenapa kau bernama Fajar tetapi tak menyukainya, begitu pula denganku. Memperdebatkan seharusnya kita bertukar nama saja tapi akhirnya sadar nama itu cocok dengan jenis kelamin kita. Hingga akhirnya kita mampu menerima dan menyadari, Fajar menyukai senja, dan Senja menyukai fajar.
Mungkin perbedaan itulah yang menyatukan kita. Senja dan Fajar yang saling melengkapi. Tak ada senja tanpa fajar. Dan tak ada fajar tanpa senja.

***
Hari ini di tepi pantai Parangtritis. Kau tuliskan sebuah nama di pasir ketika senja mencapai ujungnya. Senja Feyra Utami. Itu namaku. Sembari menggenggam tanganku kau berpamitan. Kau akan pergi, ke kota dimana senja dan fajar hanya bisa kau tatap sebentar. Kota yang pernah menjadi impian kita, sebagai senja dan fajar yang akan bersinar disana.
“Tunggu aku kembali disini”
itu pesan terakhirmu sebelum berangkat.

***
Sore ini aku kembali kesini. Menikmati senja sendirian. Ku lukis indah senja yang dulu ku lihat di matamu. Perlahan-lahan ku tuliskan namamu di pasir pantai, berharap mampu menyatu dengan kedamaian senja sore ini. Fajar Hermawan. Kurangkai harap agar kau segera kembali.
Ku tunggu kau disini, menggenggam janji yang kau ucap. Meski senja dan fajar terus berganti hari.

perbedaan jadi tidak berarti
karena hati telah memilih
di mataku kita berdua satu
apapun yang mengganggu
cinta takkan salah

(Cinta Takkan Salah – Gita Gutawa ft Derby Romero)

N.R.S Ninda Sari
http://nrsnindasari.blogspot.com/2012/09/senja-da-fajar.html

Minggu, 23 September 2012

Creation Festival 2012

Hay teman-teman komunikasi, gimana nih kabar kalian semua? Pasti baik semua kan. Kalau ada yang lagi sakit, apalagi sakit hati, mudah-mudahan setelah tahu info ini, bakal langsung sehat deh. Sip, Himakom FISIP UNS bakal ngadain acara lagi nih buat kalian semua. Namanya Creation Festival 2012. Jadi Creation Festival 2012 ini terdiri dari serangkaian acara, ada PR Contest, ADVersus, dan Seminar Nasional. Eh ada Solo City Tour juga loh, yang mau berkeliling kota Solo nih. Percuma deh kalau cuma belajar PR tapi ngga ikutan PR Contest. Percuma juga kalau cuma belajar Advertising tapi ngga ikutan ADVersus. Seminarnya juga ngga kalah bagusnya loh. Bakal banyak ilmu yang kita dapat dari seminar itu. Ikutan yuuukkk....

PUBLIC RELATION CONTEST
“CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: SUSTAINABLE DEVELOPMENT”
PUBLIC RELATION CONTEST merupakan salah satu bagian dari rangkaian acara Creation Festival 2012 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) FISIP Universitas Sebelas Maret. PR Contest ini terdiri dari empat rangkaian acara, yaitu: Kompetisi PR, Seminar, Solo City Tour, dan Coffee Time.​

PUBLIC RELATION CONTEST ini mengambil tema:
Corporate Social Responsibility: Sustainable Development

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders (pemangku kekuasaan), termasuk di dalamnya adalah masyarakat sekitar. Dalam menjalankan CSR, sebuah perusahaan tidak boleh melupakan prinsip ‘development’ dan  ‘sustainability’. Sebuah CSR yang dirancang harus dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, bukan sekadar aksi ‘philanthropy’ semata. Untuk itu, sebagai praktisi PR, konsep apa yang dapat anda rancang dalam rangka mewujudkan sustainable development ?

Untuk mengetahui cara pendaftarannya, silahkan kunjungi Official Website Creation Festival 2012 tentang PR Contest disini.

Pemenang PUBLIC RELATION CONTEST ini akan memperoleh:
Juara 1: Rp 2.500.000 + trophy + sertifikat
Juara 2: Rp 1.750.000 + trophy + sertifikat
Juara 3: Rp 1.000.000 + trophy + sertifikat
NB: keseluruhan semifinalis (7 tim) akan mendapatkan sertifikat dari panitia.

Juri PUBLIC RELATION Contest:
Intan Nurlaili (Solopos Group PR Manager)
Retno Wulandari (The Sunan Hotel Surakarta PR Manager)
Widodo Muktiyo (Dewan Pakar BPP PERHUMAS INDONESIA)
Marlene Danusutedjo (Ketua Bidang Kerjasama BPP PERHUMAS / Public Realtions Director Fous Seasons Hotel)

Batas akhir penerimaan proposal untuk seleksi awal adalah selambatnya Kamis,
18 Oktober 2012, pukul 23:59 WIB

ADVersus
“GREEN CAMPAIGN FOR A BETTER EARTH”
ADVersus merupakan ajang kompetisi kreatif di bidang Advertising yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) FISIP Universitas Sebelas Maret. ADVersus adalah salah satu bagian dari rangkaian acara Creation Festival 2012 yang meliputi: PR Contest, ADVersus, dan Seminar Nasional.

Tema: “Green Campaign for A Better Earth

Bumi semakin tua, menunjukkan bahwa beban yang dipikul bumi juga semakin berat. Meningkatnya emisi gas beracun serta polusi yang merajalela menyebabkan pemanasan global yang membawa dampak pada meningkatnya suhu rata-rata bumi, perubahan iklim, kerusakan laut, hingga matinya flora dan satwa. Fenomena tersebut mengisyaratkan bahwa kelangsungan hidup manusia juga semakin terancam.

Dewasa ini, menyelamatkan bumi menjadi tuntutan wajib bagi manusia. Berbagai hal dapat dilakukan, salah satunya dengan menggalakkan ‘green campaign’. Green campaign adalah salah satu wujud kepedulian yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran menjaga bumi kita.

Banyak media yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan ‘green campaign’, diantaranya melalui advertising. Iklan merupakan media yang sudah akrab dengan masyarakat. Salah satu bentuk iklan yang sering dijumpai adalah print advertising (print adv). Untuk itu, sebagai insan kreatif yang peduli terhadap kelangsungan hidup bumi, iklan layanan masyarakat seperti apa yang dapat anda ciptakan untuk mewujudkan ‘green campaign’ yang efektif?

Untuk mengetahui cara pendaftarannya, silahkan kunjungi Official Website Creation Festival 2012 tentang ADVersus disini.
 
Hadiah Para pemenang ADVersus akan memperoleh:
Juara 1: Rp 1.000.000 + trophy + sertifikat
Juara 2: Rp 750.000 + trophy + sertifikat
Juara 3: Rp 500.000 + trophy + sertifikat

Juri ADVersus:
Ahmad Adib (Direktur Lestude Group)
Handoko Hendroyono (Storyteller One Comm Indonesia)
Erwan Sudiwijaya (Owner Bajigur Group)
Batas akhir penerimaan proposal untuk seleksi awal adalah selambatnya Kamis,
18 Oktober 2012, pukul 23:59 WIB

SOLO CITY TOUR

Merupakan kegiatan wisata berkeliling Kota Solo dengan menggunakan bus tingkat WERKUDARA, yakni mengunjungi tempat-tempat menarik di Kota Solo. Kegiatan ini selain bertujuan untuk memperkenalkan budaya dan atmosfer Kota Solo juga merupakan ajang ramah tamah peserta.

SEMINAR KREATIF
Sinergisitas Advertising dan Public Relation Sebagai Strategi Kreatif di Ranah Praktis 


Tanggal: 25 Oktober 2012
Pukul: 09.00-13.30 WIB
Tempat: Aula FISIP UNS
PEMBICARA
Handoko Hendroyono (Direktur One Comm Indonesia)
Agus Mashud (Brand Manager Management PERTAMINA)
Widodo Muktiyo (Dewan Pakar BPP PERHUMAS INDONESIA)
Tiket
-GOLD 60 ribu (Buku Spiritual Creativepreneur/The Wisdom Of Bee's, Seminar kit, Snack, Sertifikat)
-SILVER 30 ribu (Seminar, Snack, Sertifikat)


Untuk Info lebih lanjut tentang Creation Festival 2012:
GENERAL INFORMATION
Miftah Arjuna
Telp. 085647114469
PIN : 3247B51C

Yulia Noor Wibawati
Telp. 085647448850
PIN: 21FD653F

PR INFORMATION
Dio Prisatya Darmawan
Telp. 085645920919

ADVERSUS INFORMATION
SINGGIH NUGROHO
Telp. 08562986574

Official Website: Creation Festival 2012
E-mail: creationfestival2012@gmail.com
Facebook: Himakom Fisip Uns
Twitter: @himakom_unssolo 

Selasa, 18 September 2012

Intelektual Minus Pemikir Kritis

Mahasiswa merupakan identitas ‘jabatan’ sekaligus status yang diinterprestasikan sebagian orang sebagai pelajar yang luar biasa dan ‘wah’. Menjadi kebanggan tersendiri bagi calon mahasiswa yang telah lulus mengenyam pendidikan Sekolah Mengenah Atas (SMA), terlebih kepada pelajar yang akan melanjutkan perguruan tinggi dengan beragam embel-embel dan gaung prestasi (PTN/PTS) ternama di negeri ini yang mencetak berbagai lulusan terbaik, Tentunya dengan kiprah tersebut, secara langsung menarik minat para orang tua murid untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka, dengan sebuah harapan dan impian yang tingi.

Memasuki dunia kampus, tentu saja memiliki kesan tersendiri bagi mereka yang baru menginjakkan kaki, terlebih lagi para penyandang status mahasiswa. Sangat jelas bisa di perhatikan keseharian mahasiswa di beberapa perguruan tinggi.

Kepercayaan diri yang tinggi (self confidence) pun menjadi nuansa hidup yang dimiliki oleh personal mahasiswa itu sendiri. Daya kritis dan nalar yang tinggi selalu di impikan dan harus di tumbuh kembangkan oleh insan intelektual ini. Tak sedikit mahasiswa yang me-latah-kan diri dengan situasi kampus yang dinamis dan progresif.

Mencari jati diri sebenarnya dengan berbagai aktivitas organisasi baik internal maupun eksternal kampus. Tentu dengan output melahirkan sosok kepribadian yang cekatan, responbility yang kuat dan tanggap dengan berbagai permasalahan sosial yang krusial.

Menapaki sepak terjang mahasiswa, tentu berbeda-beda sesuai dengan minat dan bakat mereka. Tak khayal ingin membangun citra diri. Dengan berbagai jalur alur pemikiran preventif yang matang dan mantap.

Mungkin salah satu contoh realnya yang bisa kita amati bersama yaitu mahasiswa yang mengikuti rekam jejak sang senior atau teman sejawatan yang sering melakukan aksi atau berkoar-koar didepan “rumah rakyat” maupun fasilitas umum.

Tentu saja keikutsertaan mahasiswa yang akan menjadi calon mahasiswa tulen alias aktivis tersebut adalah ingin menggapai eksistensi atau sekadar popular, bahkan hal tersebut dilakukan untuk menanggulangi label mahasiswa sebagai agent of change dan agent of control social .

Dengan ‘menumpangi’ pemikiran mahasiswa lain yang memang betul-betul kritis tanpa harus ikut-ikutan, melainkan kesadaran yang tinggi serta kepedulian terhadap situasi dan kondisi negara saat ini, setidaknya bisa menjadi “kendaraan” yang efektif dan efesien bagi mahasiswa bersangkutan.

Mungkin sebagaian dari kita menilai sah-sah saja , karena selama ini membangkitkan kesadaran mahasiswa bermula dari keikutsertaan, bukan hanya sekadar teori dari buku dan menunggu sampai mahasiswa bersangkutan benar-benar memiliki kesadaran yang tinggi, melainkan harus disulut sedikit demi sedikit, pada akhirnya paham betul apa yang mereka lakukan, memang beralasan dan untuk kepentingan siapa. Yang terpenting adalah minat untuk berubah menjadi mahasiswa yang berguna dan bermanfaat bagi bangsa kedepannya.

Namun sangat disayangkan dan berbanding terbalik bagi mahasiswa-mahasiswi yang memang fokus mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan. Menomor satukan kuliah, memperoleh nilai bagus/cummulaud, dikenal (akrab) para dosen, yang terpenting lagi mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan pendidikan yang dijalani setelah akhir studi nanti, adalah motif utama pendidikan pasar yang telah dirancang para penguasa pendidik.

Alur paradigma yang pragmatis terlalu sering terbesit dibenak mahasiswa. Disatu sisi prestasi akademis merupakan sebuah tuntutan yang harus dikejar dan dicapai, meskipun sebagian besar dibalut segudang teori formal yang mengikat pikiran kritis.

Di sisi lain pemikiran kritis sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter seorang mahasiswa agar menjadi manusia yang beradab, dengan memperdayakan pemikiran yang logis demi kepentingan publik. Namun nyatanya saat ini, masih banyak ditemukan mahasiswa “jadi-jadian” antara pemikir kritis asli dan pemikir kritis bajakan. Segalanya serba terselubung dan penuh dengan intrik.

Awitara
http://kotakinformasi.wordpress.com/

Senin, 17 September 2012

Sketsa di Balik Bencana

Sorotan media yang begitu gencar dan fokus memberitakan kejadian bencana alam beberapa minggu ini, memang sangat memilukan. Apalagi media elektronik. Bahkan tak luput dan bertupi-tubi mengupas sisi bencana alam dari meja redaksinya. Pasalnya, NKRI sedang dirundung tangisan para korban bencana alam yang beruntut. Mulai dari banjir bandang di Wasior di Papua Barat, Tsunami di Mentawai, dan letusan merapi di Sleman, Yogyakarta.

Ironis memang. Korban yang berjatuhan sampai meninggalkan luka yang mendalam bagi sanak keluarga yang masih bisa terbata untuk tetap berjuang hidup. Segalanya telah dilahap habis oleh banjir, tsunami dan letusan merapi. Kini hanya meninggalkan puing-puing kenangan indah pada masa sebelum datangnya bencana. Ketika alam tak lagi santun menghargai aktivitas manusia. Ia murka, bukan berarti tanpa sebab. Karena adanya sebab itulah timbul akibat, yang perlu ditelusuri karena merupakan sebuah rahasia alam yang penuh dengan teka-teki. Ketika semua itu terjawab, maka segenap manusia akan bisa berbenah atas apa yang telah dilakukan pada bumi pertiwi ini.

Menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk menjaga keseimbangan alam, manusia dan Sang Pencipta. Fenomena alam saat ini yang begitu tak bersahabat lagi, menyumbangkan luka mendalam pada korban bencana alam. Rumah, lahan pertanian, ternak, dan harta benda lainnya telah ludes habis, terjamah bencana yang maha dasyat tersebut. Cercahan tangis dan ratusan jiwa melayang. Tak terduga sebelumnya, kerabat dekat dan sanak keluarga harus secepat itu menghadap Sang Khalik, akibat buasnya alam kepada penghuni negeri ini.

Apalagi letusan yang terjadi di gunung merapi di Yogyakarta beberapa kali, membuat warga, relawan dan pemerintah panik dan harus melakukan apa, untuk menghadapinya. Keadaan alam tak bisa diprediksi lagi. Hitungan ilmiah pun tak bisa menjamin sepenuhnya situasi alam, karena keadaan cuaca yang acapa kali berubah-ubah. Dataran tinggi lain di Indonesia pun saat ini diprediksi berstatus waspada, dimana jejaknya dipastikan menyerupai merapi sana. Sehingga warga yang mendiami wilayah gunung yang terbilang “bergejolak”, harus ekstra hati-hati

Bantuan dengan Motif

Pasca bencana yang terjadi di tiga titik wilayah di Indonesia, setidaknya mengetuk rasa belas kasihan dari segala penjuru daerah, bahkan sampai negara tetangga .

Begitupun yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Stand–stand peduli bencana alam berdiri dengan sigap dipelosok kota besar Indonesia adalah bukti kongret, bahwa kepedulian sebagai warga negara dalam menjungjung persatuan dan kesatuan tetap terjaga dengan teguh. Mahasiswa turun kejalan dengan menyuarakan keadaan alam yang sedang tak bersahabat di titik bencana di Indonesia, yang pada intinya untuk menggugah rasa kepedulian masyarakat.

Begitupun para siswa siswi SD sampai dengan SMU dengan penuh keikhlasan menyisihkan uang jajannya untuk kawan-kawan mereka yang terkena amukan bencana. Artis dan kalangan musisi, tak kalah pedulinya. Bantuan pun beragam. Bukan hanya dari segi materi (uang) namun ada juga yang menyumbangkan makanan Instan, pakaian, obat-obatan dan selimut.

Namun sayangnya, moment memilukan tersebut selalu ada oknum tertentu yang memanfaatkannya. Dibalik kejadian pasti ada hikmahnya. Ternyata hikmah itulah yang ditunggu, sehingga nanti mendatanggakan keutungan meskipun tidak secara langsung, namun berdampak secara kontinyuitas. Lihat saja bentangan spanduk-spanduk partai politik dan industri yang mengatas namakann relawan “dadakan”. Bak promisi kecil-kecilan dan menjadi dewa penyelamat.

Bukan berarti berpandangan negatif dan tidak mengapresiasi bantuan yang ditawarkan, namun secara tidak langsung ini menjadi beban di masyarakat, ketika nanti keadaan membaik, sehingga memaksa warga secara halus untuk membalas budi. Entah pada waktu masa Pemilu maupun pembelian barang dan jasa terhadap industri bersangkutan .

Memang saat ini, untuk mencarai bantuan tanpa pamrih amat lah sulit. Ada saja yang menginginkan balasan, meskipun dalam bentuk pencitraan. Ya, mau bagaimana lagi, kalau mau eksis memang harus “narsis”. Namun tidak sedikit pula yang mau menjadi relawan tanpa pamrih. Tanpa balasan berupa materi sepeser pun. Kita patut salud.

Sikap Pemerintah

Saat bencana terjadi di negeri ini, pemerintah selalu merasakan kewalahan luar biasa. Ternyata Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah belum siap menangani berbagai bencana yang melanda. Hal ini ditengarai karena belum adanya Standard operation procedure (SOP). Akibatnya penanganan bencana menjadi serabutan, tumbang tindih antar instansi, dan penaganan bencana tidak terintegrasi. Pentingnya SOP sebagai rujukan utama pemerintah dalam manajemen penanggulangan bencanan, seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, banjir dan tanah longsor (Kompas, 9/11/2010)

Selain itu pula, dibalik kemelut bencana yang terjadi di tanah air dan penanganan yang masih lemah oleh pemerintah, ternyata diimbangi oleh budaya wakil rakyat untuk plesiran. Tentu saja dengan alasan yang masuk akal, yaitu demi kepentingan rakyat dan daerah yang dipimpinnya. Rakyat pun hanya bisa menggerutu dan tak bisa banyak berbuat apa, yang jelasnya saat ini mereka berusaha untuk tetap bangkit dalam keterpurukan.

Beban pikiran bahkan stress menghampiri para korban bencana alam. Ada yang nekad mengakhiri nyawanya, karena tidak mampu lagi menerima keadaan. Tentu saja hal tersebut, tak sepatutnya terjadi. Hidup harus tetap diperjuangakan. Bagaimanapun rintangannya. Saat ini dibutuhkan sokongan motivasi berupa dukungan dan doa dari masyarakat seluruh NKRI kepada warga yang tertimpa bencana .

Upaya yang terpenting pula saat ini dilakukan adalah langkah rehabilitas sarana dan prasarana TKP, beserta mental korban bencana. Karena, bencana yang terjadi pastinya menimbulkan teroma akut yang menggejala pada psikologis warga. Ditambah lagi harta benda yang telah lenyap. Menguatkan iman serta tekad untuk membangun daerah yang terpuruk, dan peran tokoh masyarakat beserta pemuka agama. Khususnya pemerintah, sebagaai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menyikapi fenomena tersebut.

Awitara
http://kotakinformasi.wordpress.com/

One Spirit


Masih teringat jelas saat Bung Karno membacakan teks proklamasi. Tegas, semangat membara, dan heroik. Itulah sedikit kata-kata yang dapat mewakili semangat Bung Karno akan kemerdekaan Negara ini. Pidato Bung Tomo saat pertempuran di Surabaya melawan tentara-tentara Inggris mengobarkan semangat para pemuda. Yang tertulis dikening para pemuda hanyalah dua kata, Merdeka atau Mati. Lalu perjuangan heroik para pemuda di beberapa daerah untuk menghadapi para kompeni-kompeni yang ingin merampas kemerdekaan Indonesia. Semua kalangan masyarakat turut serta bergotong royong mempertahankan kemerdekaan. Mereka hanya ingin membarter usaha-usaha mereka dengan satu kata yaitu Merdeka.

Namun, semangat-semangat yang kita dengar saat menjelang dan sesudah kemerdekaan saat ini sudah semakin luntur. Keheroikan Bung Karno, Bung Tomo, dll sudah tak ada yang mewarisinya. Bahkan semangat untuk mengisi kemerdekaan disalah gunakan hanya untuk kepentingan pribadi. Banyak sekali masalah-masalah yang menjadi warisan bangsa Belanda untuk kita. Salah satu warisan yang sudah menjadi budaya ialah Korupsi. Satu kata yang menghancurkan segalanya. Sudah tak terhitung lagi orang yang melakukan tindakan tercela ini. Seperti sudah mendarah daging, sulit sekali untuk di brantas. Namun, sesosok super hero bernama KPK menjadi secercah cahaya bagi dunia kegelapan yang disebabkan oleh korupsi. Semoga saja.

Kemajemukan masyarakat Indonesia juga tak lepas dari masalah. Masalah klasik yang pasti akan menimpa sebuah negara yang memiliki kultur yang berbeda-beda. Masalah yang selalu di dengung-dengung kan oleh orang yang tak bertanggung jawab, orang yang tak suka Indonesia menjadi besar, menjadi bangsa yang hebat. Itulah masalah SARA. Satu kata yang dapat mengakibatkan banyak masalah. SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) sangat sensitif bila kita berdebatkan. Satu semangat yang telah digadang-gadang oleh pendahulu kita mulai terlupakan. Semangat untuk tidak saling membeda-bedakan, semangat untuk menjadi satu, menjadi bangsa Indonesia yang hebat. Banyak sekali contoh yang membuktikan semangat itu makin hari makin runtuh. Cina, hitam, Agama menjadi salah satu contoh SARA yang kerap melanda Indonesia. Masalah besar yang mengancam bangsa yang besar.

Mungkin bila masalah-masalah di Indonesia dapat kita tulis di dalam buku, maka siapkan saja ratusan bahkan ribuan buku untuk menulisnya. Umur 67 tahun, belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki keanekaragaman masyarakat. Belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki SDA yang melimpah. Dan belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki semangat dalam mengusir penjajah. Namun, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Berubah menjadi Indonesia yang lebih baik. Jangan biarkan impian Bung Karno hanya menjadi sebuah mimpi indah semata. Impian melihat Indonesia menjadi Negara yang hebat dan besar melewati Amerika Serikat, RRC, Jepang, Rusia, dll. Negara hebat yang memiliki keanekaragaman masyarakat, SDA yang melimpah, dan semangat dalam mengusir penjajah. Jangan biarkan perbedaan-perbedaan itu menghancurkan negara ini. Satukan kembali semangat untuk Indonesia lebih baik. Karena semangat-semangat itulah yang dulu dipergunakan para bapak pendiri bangsa ini untuk mengusir penjajah. Semangat kemerdekaan, one spirit.

Dhany Dimas O
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS