Official Website

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Join Us On

Search

Minggu, 18 November 2012

Filosofi Lagu Gundul Pacul

Masih ingat lagu "Gundul-gundul Pacul"?
 
Gundul gundul pacul-cul, gembelengan.
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan.
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar...

Tembang Jawa ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.
Gundul: adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.
Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Maka pacul artinya adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin formal atau nonformal sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi masyrakatnya.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung 4 hal, yaitu: bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan masyarakat .
2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

GUNDUL2 PACUL CUL artinya orang yang dikepalanya sudah kehilangan 4 indera tersebut yang mengakibatkan sikap berubah jadi GEMBELENGAN (congkak). NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL KUL (menjunjung amanah masyarakat banyak) selalu sambil GEMBELENGAN (sombong hati), akhirnya WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan) SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia-sia, tak bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat banyak).

CATATAN : URIP IKU URUP, hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, makin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik buat semua. (URUP = nyala api)

(Catatan dari HM Slamet Haryono)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar tapi yang sopan ya :))