Official Website

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS

Join Us On

Search

Selasa, 27 Oktober 2009

Cyberspace vs Dunia Nyata

Saat ini teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan sebuah ruang baru yang disebut “cyberspace”. Ruang baru ini telah mengalihkan berbagai aktivitas manusia (politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual bahkan seksual) dari dunia nyata ke dalam berbagai bentuk substitusi artifisialnya. Sehingga apapun yang dapat dilakukan di dunia nyata, kini dapat dilakukan dalam bentuk artifisialnya dalam cyberspace. Sebuah migrasi besar-besaran tampaknya telah terjadi dalam kehidupan manusia dari dunia nyata ke dunia maya.


Migrasi ini telah menyebabkan perubahan besar dalam cara setiap orang memaknai dan menjalani kehidupan. Berbagai cara hidup dan bentuk kehidupan yang sebelumnya dilkukan berdasrkan relasi-relasi alamiah, kini dilakukan dengan cara yang baru, yaitu cara artifisial. Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang dibangun oleh teknologi, sehingga berbagai fungsi alam kini diambil alih oleh subtitusi teknologisnya, yang disebut dengan kehidupan artifiasial (artificial life).


Cyberspace merupakan dunia yang dimasuki dengan kesadaran, tetapi berbeda dengan dunia harian yang merupakan dunia berdasarkan “kesadaran atas objek-objek nyata”. Objek-objek di dalam cyberspace, merupakan objek-objek yang tidak nyata, yang ditangkap hanya dalam wujud halusinasi. Cyberspace bukan mimpi, tetapi bukan juga “yang nyata” dalam pengertian dunia harian, karena dibangun oleh ruang-ruang artifisialis teknologi.


Pengaruh cyberspace terhadap kehidupan sosial setidaknya tampak pada tiga tingkat :


1. Tingkat individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas. Setiap orang dapat dengan bebas menjadi orang lainnya maka kita akan menghadapi kondisi matinya perbedaan, yang berarti mati pula identitas.


2. Tingkat interaksi antarindividu, hakitkat cyberspace sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web) dan hubungan yang ada di halusinasi tritorial bukan oleh hubungan yang memang terjalin di seebuah teritorial yang nyata.


3. Tingkat komunitas, cyberspace menciptakan model komunitas demokratis yang terbuka, yang disebut sebagai komunitas imajiner, dimana sangat berbeda dengan komunitas konvesional (Howard Rheingold).

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar tapi yang sopan ya :))