Masih teringat jelas saat Bung Karno membacakan teks proklamasi. Tegas, semangat membara, dan heroik. Itulah sedikit kata-kata yang dapat mewakili semangat Bung Karno akan kemerdekaan Negara ini. Pidato Bung Tomo saat pertempuran di Surabaya melawan tentara-tentara Inggris mengobarkan semangat para pemuda. Yang tertulis dikening para pemuda hanyalah dua kata, Merdeka atau Mati. Lalu perjuangan heroik para pemuda di beberapa daerah untuk menghadapi para kompeni-kompeni yang ingin merampas kemerdekaan Indonesia. Semua kalangan masyarakat turut serta bergotong royong mempertahankan kemerdekaan. Mereka hanya ingin membarter usaha-usaha mereka dengan satu kata yaitu Merdeka.
Namun, semangat-semangat yang kita dengar saat menjelang dan sesudah kemerdekaan saat ini sudah semakin luntur. Keheroikan Bung Karno, Bung Tomo, dll sudah tak ada yang mewarisinya. Bahkan semangat untuk mengisi kemerdekaan disalah gunakan hanya untuk kepentingan pribadi. Banyak sekali masalah-masalah yang menjadi warisan bangsa Belanda untuk kita. Salah satu warisan yang sudah menjadi budaya ialah Korupsi. Satu kata yang menghancurkan segalanya. Sudah tak terhitung lagi orang yang melakukan tindakan tercela ini. Seperti sudah mendarah daging, sulit sekali untuk di brantas. Namun, sesosok super hero bernama KPK menjadi secercah cahaya bagi dunia kegelapan yang disebabkan oleh korupsi. Semoga saja.
Kemajemukan masyarakat Indonesia juga tak lepas dari masalah. Masalah klasik yang pasti akan menimpa sebuah negara yang memiliki kultur yang berbeda-beda. Masalah yang selalu di dengung-dengung kan oleh orang yang tak bertanggung jawab, orang yang tak suka Indonesia menjadi besar, menjadi bangsa yang hebat. Itulah masalah SARA. Satu kata yang dapat mengakibatkan banyak masalah. SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) sangat sensitif bila kita berdebatkan. Satu semangat yang telah digadang-gadang oleh pendahulu kita mulai terlupakan. Semangat untuk tidak saling membeda-bedakan, semangat untuk menjadi satu, menjadi bangsa Indonesia yang hebat. Banyak sekali contoh yang membuktikan semangat itu makin hari makin runtuh. Cina, hitam, Agama menjadi salah satu contoh SARA yang kerap melanda Indonesia. Masalah besar yang mengancam bangsa yang besar.
Mungkin bila masalah-masalah di Indonesia dapat kita tulis di dalam buku, maka siapkan saja ratusan bahkan ribuan buku untuk menulisnya. Umur 67 tahun, belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki keanekaragaman masyarakat. Belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki SDA yang melimpah. Dan belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki semangat dalam mengusir penjajah. Namun, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Berubah menjadi Indonesia yang lebih baik. Jangan biarkan impian Bung Karno hanya menjadi sebuah mimpi indah semata. Impian melihat Indonesia menjadi Negara yang hebat dan besar melewati Amerika Serikat, RRC, Jepang, Rusia, dll. Negara hebat yang memiliki keanekaragaman masyarakat, SDA yang melimpah, dan semangat dalam mengusir penjajah. Jangan biarkan perbedaan-perbedaan itu menghancurkan negara ini. Satukan kembali semangat untuk Indonesia lebih baik. Karena semangat-semangat itulah yang dulu dipergunakan para bapak pendiri bangsa ini untuk mengusir penjajah. Semangat kemerdekaan, one spirit.
Dhany Dimas O
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS
Namun, semangat-semangat yang kita dengar saat menjelang dan sesudah kemerdekaan saat ini sudah semakin luntur. Keheroikan Bung Karno, Bung Tomo, dll sudah tak ada yang mewarisinya. Bahkan semangat untuk mengisi kemerdekaan disalah gunakan hanya untuk kepentingan pribadi. Banyak sekali masalah-masalah yang menjadi warisan bangsa Belanda untuk kita. Salah satu warisan yang sudah menjadi budaya ialah Korupsi. Satu kata yang menghancurkan segalanya. Sudah tak terhitung lagi orang yang melakukan tindakan tercela ini. Seperti sudah mendarah daging, sulit sekali untuk di brantas. Namun, sesosok super hero bernama KPK menjadi secercah cahaya bagi dunia kegelapan yang disebabkan oleh korupsi. Semoga saja.
Kemajemukan masyarakat Indonesia juga tak lepas dari masalah. Masalah klasik yang pasti akan menimpa sebuah negara yang memiliki kultur yang berbeda-beda. Masalah yang selalu di dengung-dengung kan oleh orang yang tak bertanggung jawab, orang yang tak suka Indonesia menjadi besar, menjadi bangsa yang hebat. Itulah masalah SARA. Satu kata yang dapat mengakibatkan banyak masalah. SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) sangat sensitif bila kita berdebatkan. Satu semangat yang telah digadang-gadang oleh pendahulu kita mulai terlupakan. Semangat untuk tidak saling membeda-bedakan, semangat untuk menjadi satu, menjadi bangsa Indonesia yang hebat. Banyak sekali contoh yang membuktikan semangat itu makin hari makin runtuh. Cina, hitam, Agama menjadi salah satu contoh SARA yang kerap melanda Indonesia. Masalah besar yang mengancam bangsa yang besar.
Mungkin bila masalah-masalah di Indonesia dapat kita tulis di dalam buku, maka siapkan saja ratusan bahkan ribuan buku untuk menulisnya. Umur 67 tahun, belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki keanekaragaman masyarakat. Belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki SDA yang melimpah. Dan belum menjadi umur yang matang bagi Negara yang memiliki semangat dalam mengusir penjajah. Namun, tidak ada kata terlambat untuk berubah. Berubah menjadi Indonesia yang lebih baik. Jangan biarkan impian Bung Karno hanya menjadi sebuah mimpi indah semata. Impian melihat Indonesia menjadi Negara yang hebat dan besar melewati Amerika Serikat, RRC, Jepang, Rusia, dll. Negara hebat yang memiliki keanekaragaman masyarakat, SDA yang melimpah, dan semangat dalam mengusir penjajah. Jangan biarkan perbedaan-perbedaan itu menghancurkan negara ini. Satukan kembali semangat untuk Indonesia lebih baik. Karena semangat-semangat itulah yang dulu dipergunakan para bapak pendiri bangsa ini untuk mengusir penjajah. Semangat kemerdekaan, one spirit.
Dhany Dimas O
Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar tapi yang sopan ya :))